Antroposentrisme secara terminologi berasal dari bahasa
Yunani Antrophos (Manusia) dan Centrum dari bahasa Latin yang berarti
pusat. Dan secara etiomologi adalah sebuah paham yang berpendapat bahwa manusia
adalah pusat dari alam semesta. Alam dan segala isinya dalam persfektif antroposentris
hanya sebagai nilai instrumental, sebagai objek eksploitasi, dan eksperimen
untuk kepentingan manusia.
Pada
dasarnya kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia disadari atau tidak
berawal dari sebuah paradigma antroposentris ini yang menjadikan manusia
sebagai penguasa dan alam sebagai budak yang bisa dikuras tenaganya, hingga
dinikmati tubuhnya untuk memenuhi keinginan serta nafsu sang tuan.
Dalam satu pernyataan Aristoteles berkata “ Tumbuhan disiapkan untuk kepentingan
binatang dan binatang disediakan untuk kepentingan manusia” dari kalimat
diatas dapat disimpulkan bahwa manusia secara hirarki berada di puncak
ekosistem.
Tanah, Air,
Udara, Binatang, Tumbuhan semua hanya dipandang sebagai intrumen yang ada untuk
mensejahterakan manusia tidak lebih. Dan disinilah insting penjajahan manusia Biologycal Imprialism terealisasi dalam
sebuah realitas sejarah dunia.