25 Desember, 2011

Pengalaman KKN (Bag1: Awal Perjalanan dan Seorang Kakek Berbicara Kerusakan Lingkungan)

            Hari ini hatiku tergelitik untuk melihat-lihat kembali foto-foto di folder laptop ku. terus membuka folder demi folder hingga aku menemukan folder dengan title KKN. Kupejamkan mata dan mengingat kembali ke beberapa bulan lalu,    Semakin dalam, dalam, dalam dan akhirnya aku tertidur.ahahha..
teringat 24 maret 2011 kami dikumpulkan di depan auditorium IAIN untuk menuju tempat KKN yang pasti baru dan asing bagi sebagian besar mahasiswa. hari itu sebelum berangkat aku menelpon seseorang spesial dan memandangnya dari kejauhan. (Cut).hahah

            Setiap kelompok terdiri dari 5 orang, dan aku brsama Madan (PGMI), Imur (PAI), Endah (EI) dan Dayah(TMTK). Suvervisor sebelumnya menyampaikan bahwa kami mendapatkan tempat dekat dengan area pertambangan batu bara, dan mamang untuk daerah kabupaten Banjar, Kalimantan selatan disinilah pusat eksploitasi emas hitam.
Ketika menuju lokasi, aku tersenyum sendiri bagaimana tidak, lokasi KKN ku adalah tempat yang indah daerah pegunungan yang memanggil jiwa petualang.ahahah…
            Hari-hari pertama ditempat ini kami merasa jenuh entah karena asing atau kami belum ada gambaran kegiatan apa yang harus dilakukan untuk pengabdian di masyarakat. Belum lagi rumah yang aku dan Madan terkesan angker karena sudah dua tahun tidak ditempati semenjak, yang punya rumah meninggal dunia. Belum lagi dikamar kami terdapat perabotan orang meninggal, sarung yang digunakan untuk menutupi mayat!!hahaha,,nasiibbb.
            Sore hari pertama aku ingat aku berjalan keluar dan berkenalan dengan beberapa orang di sana, memperkenalkan aku hanya orang bodoh yang sedang belajar, belajar untuk bersosialisasi dan memulung ilmu di tempat ini selama kurang lebih dua bulan.
            Hingga akhirnya aku singgah dirumah seorang Kai (Kakek:Indo) Sabran. Seorang agen rokok di desa ini, di rumahnya bagaikan surga rokok berbagai merek.
lumayan ni buat stok beberapa minggu dan aku membeli dua slop rokok Marlboro.
Awalnya beliau biasa saja ketika aku datang, normal lah sebagai pedagangan dan pembeli. Aku memulai percakapan, entah bagaimana caranya hingga manusia tua ini curhat tentang kehidupannya, pengalaman bersama istri-istrinya, (wooww,,keren ni kakek.hahaahah). bagaimana beliau bisa terdampar di desa ini, hingga bagaimana bisa menjadi bandar nikotin.
            Semakin asik pembicaraan hingga akhirnya beliau mendadak sebagai aktivis, bukan bukan aktivis politik, apalagi aktivis gender, tapi aktivis lingkungan hidup yang kritis dan revolusioner, dan begitu lihai membedah fakta dengan pisau realita. tentu saja aku sangat tertarik dengan percakapan ini karena aku ingin memulung ilmu dari manapun, dan lumayan menambah inventaris pengalaman.
Kami berbicara tentang Eksploitasi Batu bara dan dampak buruk dari eksploitasi ini, baik yang sudah dirasakan dan yang akan dirasakan dimasa depan.
            Menurut beliau sawah warga hari ini sangat sulit, karena air yang digunakan untuk mengalirinya bercampur dengan limbah, sehingga berdampak buruk bagi padi.
ditambah lagi ketika sujan tidak jarang sungai mengirim banjir dan lumpur ke sawah penduduk menambah buruk keadaan. dan ketika hujan banjirpun menjadi langganan bagi warga yang berada di dataran lebih rendah dari tempat ini.
Benar saja selama dua bulan berada di sini aku melihat semua apa yang dikatakan beliau. Terutama banjir, jika aku melihat secara langsung pengrusakan alam di sini, (mulai dari perusahaannya hingga lubang galian), maka teman-teman yang lokasi KKN nya berada di bawah Kecamatan Pengaron dan Mataraman merasakan imbasnya karena merekalah yang menuai banjir.
            Kembali kepada Kai Sabran, sambil menghisap rokok tanpa filternya beliau membandingkan pada zaman Soekarno dimana asing sangat sulit untuk menikmati kekayaan alam Indonesia karena Soekarno menurut beliau adalah sosok anti imprialisme, dan sampai hari ini belum ada pemimpin seperti Bung Karno.
Menutup pembicaraan, beliau berharap pemerintah semestinya membuktikan keberpihakan kepada rakyat dengan undang-undang. Tidak hanya memikirkan materi-materi yang didapatkan dari royalty tambang yang tidak sebanding dengan kerusakan dan penderitaan di masa depan.
Seraya menunjuk cucu beliau, beliau berkata jika ini terus terjadi mungkin cucuku ini tidak akan berada di sini lagi nanti karena tempat ini sudah hancur!!!
Aku terdiam, dan sadar ternyata orang kampung bisa lebih kritis dan idealis dari seorang mahasiswa!!
Dan aku menutup pertemuan intelektual ala Kai Sabran dengan Assalamu’alaikum…
dengan rokok Marlboro dua slop ditangan aku kembali ke posko tempat kutinggal yang sepertinya angker, dengan fikiran bahwa aku akan mendapat banyak ilmu dan pengalaman di sini.
Thanks’ Kai Sabran atas pengalaman dan ilmu, dan informasinya berharganya.


                                                                                                                              Bersambung…….. :)

8 komentar:

  1. keren... kainya ^^ & kryanya
    smoga bumi pnjang umur

    BalasHapus
  2. Yupp,,,Kakek paling keren yang pernah ku temui. intelek n Peduli lingkungan!! :)

    SAVE THE EARTH 4 the FUTURE!!!

    BalasHapus
  3. mmhh.. terasa kembali KKN lagi nah begitu baca blognya Ardhi

    BalasHapus
  4. Hanya mengenang kembali bro' sekalian berbagi pengalaman!! :D

    BalasHapus
  5. se andainya ada aku di cerita itu.....T.T

    BalasHapus
  6. se andainya ada aku di cerita itu.....T.T

    BalasHapus