17 Januari, 2013

Halusinasi Kepuncak Fantasi


            Dari halusinasi mengantarkan pada puncak fantasi. Bayang-banyang penuh rupadan gaya seolah menggambarkan manusia seluruhnya.
            Pada awalnya kita putih, bersih, kosong hingga faktor X yang mengubah kita. Aku dengan warnaku dan kau dengan warnamu. Merah kuning hijau bahkan hitam. Semua hakikatnya tentang ke “Indahan” namun saat semua disalah artikan maka semua akan menjadi “Darah”.
            Terkadang ada saatnya untuk kita sadari dan mencoba memaknai hari, hidup dan kehidupan. saat sendiri coba mengingat wajah-wajah yang ada mengisi kehidupan dan mewarnai yang tersimpan rapi dalam otak.
Wajah yang penuh dengan keceriaan bagai sebuah mentari pagi. Hingga wajah-wajah yang murung seolah berada di ruang gelap abadinya sebuah Goa.
Semua itu terangkum menjadi satu yang manusia sebuat dengan “warna kehidupan”.
Wajah-wajah yang tulus hingga topeng yang penuh dengan kemunafikan tetapi itulah kehidupan. ada yang tulus namun tak jarang hanya sebuah modus.
            Ada yang datang dan ada yang pergi, hari ini kita terlahir dan besok dan besok pasti mati dan menuju kehidupan selanjutnya. Dimana hari tanpa hari, dimana tiada tuan dan tiada hamba, tanpa si miskin dan si kaya, tiada si bodoh dan si pintar. Yang ada hanya aku, kau dan Allah “Rabby wa Rabbukum”.

21 Oktober, 2012

DILEMATIS ANTARA EGOISME ORGANISASI DAN FUNGSI EDUKATOR


           Hari ini tahapan pra Diksar Mapala Meratus IAIN Banjarmasin ke XXI yaitu Interview dimana dari proses ini setidaknya ada tiga hal yang ingin kita gali dari masing masing peserta. Pertama, Wawasan dan Intelektual, Kedua, Psikologi, dan Ketiga, tentang kesehatan dan kondisi fisik. Dari Pendaftaran Open Recruitment ada 32 orang calon anggota (calang) yang mendaftarkan diri untuk bergabung bersama Mapala Meratus.
Kebetulan aku bersama beberapa anggota lainya mendapat jatah mewawancarai pada aspek wawasan dan intelektual.
Satu persatu peserta memasuki ruangan interview dan jawaban demi jawaban baik yang bersifat normative, kritis dan tidak jarang yang asal-asalan terlontar dari peserta.
Hingga masuk seorang calang mahasiswa semester satu yang berperawakan kecil dan menggunakan kofiah.
Pada awalnya pertanyaan standar yang ku ajukan Apa yang anda ketahui tentang Mapala Meratus?
Dari sinilah semua berawal
Peserta ini bingung untuk menjawab apa!
peetayaan kedua, apa saja kegiatan mapala yang diketahuinya?
Namun, masih saja jawabannya seperti pertanyaan di awal.
Pertanyaan kualihkan kearah yang bersifat umum, sekarang kuliah jurusan apa?
di sini dia baru bisa menjawab dan ternyata dia satu jurusan denganku di Jurusan Pendidikan Agama Islam (PAI).
Pertanyaan kembali ku ajukan, kamu bisa baca Qur’an? Bisa katanya,  Kukeluarkan sebuah mushaf kecil dari dalam ranselku dan kuminta dia untuk membaca sebanyak 5 ayat. Dan ternyata dia masih terbata dalam melantunkannya ditambah lagi dengan hukum bacaannya yang masih kurang tepat.
            Dari sini kusudahi pertanyaan interview untuknya. Dan aku lebih tertarik untuk membawanya berdiskusi untuk memberikan beberapa pertimbangan untuknya.
Sebagai seorang muslim semestinya kita bisa membaca al-Qur’an karena ia adalah pedoman serta petunjuk bagi kita. Jika dihutan kita perlu kompas sebagai alat navigasi agar tak tersesat, maka di kehidupan kita juga membutuhkan petunjuk arah dan itu adalah al-Qur’an. terlepas dari segala macam kekhilafan yang telah dan mungkin akan kita lakukan setidaknya dengan petunjuk tadi kita bisa kembali kejalan-Nya. Aku mengingatkan kalau “kita” adalah seorang calon pendidik yang harusnya dapat memberikan pendidikan serta pencerdasan pada murid dan dalam hal ini al-Qur’an sebagai pondasinya.
Maaf, seandainya kamu tidak bisa kami luluskan untuk mengikuti tahapan selanjutnya dari DIKSAR XXI Mapala Meratus. Akan lebih baik jika sementara waktu ini kamu lebih memfokuskan waktumu untuk memperbaiki bacaan al-Quran dan melupakan sejenak hasrat untuk mengikuti organisasi kampus apapun itu, kecuali yang bisa memfasilitasi kamu secara intensif seperti Lembaga Pengkajian & Pengajian al-Quran.
Kusarankan juga dia untuk selalu membawa mushaf kecil dalam sakunya agar bisa dibaca-baca ketika ada waktu luang dan karena dia ternyata tidak memiliki mushaf kecil kuberikan mushaf kecil dari ranselku tadi sebagai hadiah.
Entah kenapa, belakangan ini aku selalu ingin membawa benda kecil ini dalam ranselku, mungkin agar bisa lebih mengingatkanku kepada Tuhan. Tapi yang jelas mungkin dia sedang berjodoh pada calon anggota ini.
Maaf, bukannya aku ingin mengguri atau sok berilmu. Aku dan anda sama saja, dan aku mungkin jauh lebih bodoh dari anda. Aku hanya saja mencoba mengatakan apa yang menurut ku baik.
Jika kamu sudah cukup siap. Seandainya kamu masih berminat Tahun depan Insya Allah masih ada DIKSAR XXII Mapala Meratus IAIN Antasari Banjarmasin dan silahkan bergabung!!
            Aku berfikir dan bercakap dalam hati, pada dasarnya setiap organisasi seperti kami menginginkan adanya anggota-anggota baru hasil dari kaderisasi sehingga dapat meneruskan tongkat estafeta dan membawa kemajuan bagi organisasi kedepan.
Namun saya fikir akan lebih bijak jika kita juga mempertimbangkan berbagai aspek dan ketika calang memiliki kewajiban lain yang belum direalisasikannya maka dengan dewasa organisasi harus bisa mengambil kebijakan, apakah membiarkan nya terus mengikuti tahapan recruitmen dengan catatan nantinya harus bisa maksimal memfasilitasi kebutuhannya ataukah mengarahkan ketempat yang mampu secara intens menjawab permasalahannya.
Dilematis memang tapi bagiku seharusnya jangan mainkan egoisme organisasi di sini, karena kita juga memiliki tanggung jawab moral dan harus menjalankan fungsi sebagai educator bagi masyarakat walaupun itu calon anggota kita sendiri.

            Dan terima kasih atas kejadian hari ini ada beberapa komponen dalam hati dan jiwa ku yang kembali berfungsi


04 Oktober, 2012

Hari Ini Atau Besok?


            Malam ini ada lagi pertanyaan filosofis yang sedikit membuatku tergelitik untuk berkontemplasi. pertanyaannya adalah “Apakah Hari Ini Yang Menentukan Hari Esok, Ataukah Hari Esok Yang Menentukan Hari Ini?  
             Terkait dengan hal ini belakangan training motivasi menjadi sebuah kegiatan baru yang menjamur dimasyarakat, jamaahnyapun banyak tentunya dengan harapan setelah mengikuti training atau seminar motivasi bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik entah itu dalam ekonomi, kepribadian, manajemen, ke-agamaan, hingga hubungan suami-istri. Mungkin mereka pikiran keluar modal sedikit untuk mendapatkan wejengan-wejengan dari motivator gak masalah lah. Tapi pada faktanya? minim progress dan negeri ini tetap saja stagnan dalam kesedihan yang berkepanjangan karena krisis multidimensi.

             Kembali kepertanyaan “hari ini menentukan hari esok” ada sebuah ungkapan The future is not about tomorrow, the future is about what you are doing today.
Jika melihat dari ungkapan diatas berarti kita sedang berfikir untuk hari karena masa depan tergantung langkah hari ini. Rasional karena itu adalah hukum alam, sebab-akibat.
Namun bagaimana jika logika hari ini menentukan besok kita balik menjadi hari esok yang menentukan hari ini?
Pada faktanya apa yang kita lakukan hari ini pasti berdasarkan pertimbangan, prediksi atau ramalan dimasa yang akan datang. contoh: disaat kita ingin kaya sudah semestinya harus bekerja keras, atau ingin masuk surga ya bertakwa kepada Tuhan.
Dan dari pertimbangan akibat yang mungkin terjadi dimasa yang akan datanglah dalam hal ini yang akan menjadi motivasi dan menentukan strategi untuk melangkahkan kaki hari ini tapi ya sudahlah tergantung bagaimana memahaminya saja.
Mata saya sudah lelah, sebelum tidur saya bertanya tentang pernyataan yang tepat untuk menutup kontemplasi sya malam ini.
            Malam sudah larut sebaiknya saya istirahat saja, karena jika saya istirahat maka besok menjadi fit dan kembali bersemangat. Ataukah, untuk kembali fit dan bersemangat besok sebaiknya saya istirahat saja sekarang.  :D



02 Oktober, 2012

MENJADI PERUSAK TANPA SADAR


            Camping mungkin menjadi kegemaran banyak orang tujuannya pun beragam mulai kegiatan organisasi, atau hanya sekedar bertamasya mencari ketenagan dan menikmati indahnya alam.
Namun tanpa disadari dari kegiatan camping inilah terkadang kerusakan alam dimulai, karena harus di akui yang menggunakan alam sebagai media kegiatan bukan hanya anak-anak pecinta alam. Karena alam adalah tempat yang bebas untuk dimanfaatkan oleh siapa saja termasuk mereka yang hanya bisa menikmati tanpa memperdulikan kelestariannya.
Mari kita coba untuk berhitung dengan rumus simple yaitu (+) gak tau tu symbol benar atau gak dari kaca mata matematika, tapi sudahlah bukan itu poin diskusi kita.
Karena kita akan membahas tentang sampah dan penebangan pohon.
Baiklah kita mulai berhitung:

26 September, 2012

ANTROPOSENTRISME


             Antroposentrisme secara terminologi berasal dari bahasa Yunani Antrophos (Manusia) dan Centrum dari bahasa Latin yang berarti pusat. Dan secara etiomologi adalah sebuah paham yang berpendapat bahwa manusia adalah pusat dari alam semesta. Alam dan segala isinya dalam persfektif antroposentris hanya sebagai nilai instrumental, sebagai objek eksploitasi, dan eksperimen untuk kepentingan manusia.
            Pada dasarnya kerusakan alam yang disebabkan oleh manusia disadari atau tidak berawal dari sebuah paradigma antroposentris ini yang menjadikan manusia sebagai penguasa dan alam sebagai budak yang bisa dikuras tenaganya, hingga dinikmati tubuhnya untuk memenuhi keinginan serta nafsu sang tuan.
Dalam satu pernyataan Aristoteles berkata “ Tumbuhan disiapkan untuk kepentingan binatang dan binatang disediakan untuk kepentingan manusia” dari kalimat diatas dapat disimpulkan bahwa manusia secara hirarki berada di puncak ekosistem.
            Tanah, Air, Udara, Binatang, Tumbuhan semua hanya dipandang sebagai intrumen yang ada untuk mensejahterakan manusia tidak lebih. Dan disinilah insting penjajahan manusia Biologycal Imprialism terealisasi dalam sebuah realitas sejarah dunia.





17 September, 2012

BENARKAH MAPALA HANYA NAIK GUNUNG?



            Banyak opini ataupun persepsi yang ada dibenak orang-orang ketika mendengar kata MAPALA. Ada yang menganggap hanya sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang menyalurkan minat dan bakat Mahasiswa dibidang kepecinta alaman dan petualangan di alam bebas, bahkan tidak sedikit yang hanya menganggap mapala sebagai kumpulan orang-orang yang kerjaannya naik gunung dengan pakaian lusuh serta bertampang agak dekil.

            Mapala sendiri singkatan dari Mahasiswa Pecinta Alam. Dari sini sebenarnya sudah sedikit dapat kita gambarkan  bahwa mapala adalah organisasi yang dalam aktivitasnya berkaitan dengan alam dan pelestariannya.
Adapun terkait dengan aktivitasnya dialam bebas seperti Pendakian gunung, Pemanjatan tebing, Penelusuran Goa, hingga arung jeram memang tidak dapat dipisahkan dari kegiatan Mapala.
            Namun terlalu tergesa-gesa jika kita lantas menyimpulkan bahwa aktivitas Mapala dalam hal ini saya mengangkat mapala meratus khususnya, yang kerjanya hanyalah naik gunung. Karena Pendaki gunung belum tentu mapala dan Naik gunung bukanlah satu-satunya kegiatan Mapala.
Lalu?? Mari kita berdiskusi!

13 Januari, 2012

SENJA JINGGA-TONY Q RASTAFARA


Senja jingga di pantai...
Di perbatasan senja
Matahari tersenyum mengisi hari indah
Tenggelam bersama nyanyian alam
Sambut malam angin laut membelai

Duduk santai di hamparan pasir
Dengan ikan bakar sebotol minuman
Denting suara gitar
Iringi nyanyian asyik terdengar (yeeeah..)

Senja jingga di pantai
Debur ombak hempaskan kebosanan
Senja jingga di pantai
Lupakan kemunafikan kota
Senja jingga di pantai
Ada cinta yang bersemi..di sini

DOWNLOAD LAGUNYA
di Sini SENJA JINGGA